Wednesday, November 20, 2024
Wednesday, November 20, 2024
Home » Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat

Analisis Pengaruh Tingkat Pengangguran dan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Barat

by Wildan Pramantha
0 comment

Dalam beberapa tahun terakhir,ekonomi di Provinsi Sumatera Barat Indonesia telah mengalami perubahan yang signifikan. Negara mengalami berbagai perubahan sosial dan ekonomi dari 2014 hingga 2021, yang berdampak pada ekonomi. Tingkat pengangguran adalah topik umum dalam analisis perekonomian. 

Tingkat pengangguran yang tinggi dapat membahayakan stabilitas sosial dan ekonomi sebuah negara. Sebaliknya, penting untuk memahami hubungan antara inflasi, pengangguran, danpertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat karena inflasi adalah komponen penting yang mempengaruhi stabilitas harga dan daya beli masyarakat. Pertumbuhan ekonomi, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong investasi,merupakan pilar penting dalam pembangunan sebuah negara. 

Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terus berupaya meningkatkan ekonominya. Provinsi ini memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama dalam bidang pertanian, perkebunan, industri, dan pariwisata. Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, Sumatera Barat juga menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Tingkat pengangguran yang tinggi adalah masalah utama.

Tingkat pengangguran dan inflasi adalah dua faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran yang tinggi juga dapat mengurangi daya beli masyarakat dan mengurangi produksi barang dan jasa. Selain itu, tingkat pengangguran yang tinggi juga dapat menyebabkanmasalah sosial dan ekonomi. Inflasi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi; tingkat inflasi yang tinggi dapat mengurangi investasi dan daya beli masyarakat, serta menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan sosial. 

Tingkat kemiskinan yang tinggi juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan memperburuk kesejahteraan masyarakat. Inflasi juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi dikatakan baik ketika produksi barang dan jasa meningkat setiap tahun.  Dengan peningkatan PDBB,pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja diProvinsi Sumatera Barat. Ini karena peningkatan pendapatan pemerintah akan menghasilkan peningkatan kapasitas produksi.Pada tahun 2018 sebesar 5.14 persen. 

Pada tahun 2019, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat sebesar 5.05 persen dan pada tahun 2020 laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan yang sangat drastis disebabkan oleh adanya wabah penyakit Covid-19 sehingga laju pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar -1.60 persen kemudian laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat mulai mengalami peningkatan dengan tren positif pada tahun 2021 menjadi sebesar 3.29 persen dan pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan kembali sebesar 4,36 persen. 

Berdasarkan data pada BPS (Badan Pusat Statistik), Provinsis Sumatera Barat pada tahun 2021 memperlihatkan angka TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) yaitu mencapai 6,52%. Tingginya tingkat pengangguran tersebut menempatkan Provinsi Sumatera Barat menjadi Provinsi ketiga tingkat pengangguran di Indonesia. 

Di Sumatera Barat jumlah pengangguran berfluktuatif dimulai dari tahun 1991-2013. Dan pada 10 tahun terakhir yaitu tahun 2013-2022 dan presentasenya selalu diatas 5%. Ini merupakan suatu permasalahan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam mengentaskan pengangguran. 

Menurut Todaro (2014) pengangguran adalah ketidak mampuan angkatankerja untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan yang mereka butuhkan ataumereka inginkan. Jadi dapat disimpulkan pengangguran adalah ketika seseorang yang sudah tergolong dalam angkatan kerja belum memiliki pekerjaan dan berusaha mencari. Sedangkan menurut Badan Pusat Statisitk (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran merupakan penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja. 

Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, laju inflasi Provinsi Sumatera Barat Pada tahun 2020 inflasi Provinsi Sumatera Barat mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 2.11 persen, pada tahun 2021 inflasi mengalami penurunan menjadi sebesar 1.40 persen dan pada tahun 2022 inflasi disumatera barat mengalami peningkatan kembali sebesar 7,43 persen. Apabila inflasi meningkat atau perekonomian daerah terus merosot, membuat investor enggan menanamkan modalnya karena kurangnya keamanan serta stabilitas keuangan, dan juga mengurangi peluang kerja bagi penduduk melalui investasi. Setiap negara menginginkan tingkat pengangguran yang rendah dan tingkat inflasi yang stabil. Namun, pengangguran selalu muncul saat perekonomian berjalan baik. Begitu juga dengan masalah inflasi, di mana orang-orang dengan tingkat penghasilan yang tetap akan kesulitan ketika harga barangnaik. Keinginan untuk mengurangi pengangguran dan inflasi tidak dapat dilaksanakan secara bersamaan.

Inflasi dan pengangguran ini sangat umum di negara-negara sedang berkembang dan memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara. 

Tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untukruang lingkup nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk ruang lingkup wilayah adalah cara untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu Negara, khususnya dalam bidang ekonomi. (Arizal, 2019). 

Selain faktor internal, pertumbuhan ekonomi suatu negara juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama dalam hal ekonomi globalisasi saat ini. Ada tiga komponen internal utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi: pemerintah, industri,dan masyarakat. 

Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat perlu penelitian tentang dampak inflasi dan pengganguran terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan karena dampak yang luas dari pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan sebuah daerah atau bahkan negara. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan inflasi yang stabil dan tingkat pengangguran yang rendah, yang berarti lebih banyak kesempatan kerja tersedia bagi masyarakat.

Sumber : Kompasiana

You may also like

Padang Berita adalah sumber utama Anda untuk berita dan pembaruan terbaru. Kami berusaha memberikan kepada pembaca kami konten yang akurat, mendalam, dan menarik tentang berbagai topik. Tetap terinformasi dengan Padang Berita!

Padang Berita, A Media Company – All Right Reserved.