Tuesday, May 21, 2024
Tuesday, May 21, 2024
Home » Bayi Badak Penghuni Baru Suaka Rhino Sumatra di Taman Nasional Way Kambas

Bayi Badak Penghuni Baru Suaka Rhino Sumatra di Taman Nasional Way Kambas

by Izhar Vernanda
0 comment


Telah lahir seekor anak badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) berjenis kelamin betina. Anak badak itu lahir dari induk bernama Ratu, penghuni Suaka Rhino Sumatra (Sumatran Rhino Sanctuary) di Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK). Badak mungil itu lahir pada hari Sabtu, 30 September 2023, pukul 01.44 WIB.

Bagi Ratu, badak sumatra betina berumur 23 tahun, ini merupakan keberhasilan kelahiran ketiga selama menjadi penghuni SRS TNWK. Sebelumnya, Ratu telah melahirkan Andatu pada 2012 dan Delilah pada  2016.

Ketiga individu badak yang dilahirkan badak Ratu tadi merupakan hasil perkawinannya dengan badak jantan bernama Andalas yang berusia 22 tahun.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

“Kabar ini tentu menjadi berita bahagia, tidak hanya untuk masyarakat Indonesia tetapi juga dunia. Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kelahiran badak sumatra ini. Harapannya, kita dapat terus mendapat kabar bahagia dari kelahiran-kelahiran badak sumatra dan satwa dilindungi lainnya di masa depan,” ucap Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam siaran persnya.

Hingga sekarang, kelahiran anak badak ini merupakan yang keempat di SRS TNWK. Menteri Siti menegaskan hal ini membuktikan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia, khususnya badak sumatra.

Kelahiran anak badak Ratu ini menambah jumlah badak yang ada di SRS TNWK menjadi sembilan ekor. Selain badak Ratu, badak betina lain yang saat ini menempati SRS TNWK adalah Bina, Rosa, Delilah, dan Sedah Mirah. Sementara itu, terdapat tiga ekor badak jantan, yaitu Andalas, Harapan, dan Andatu.

Badak sumatra merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia, demikian menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 tahun 2018, 

Di dalam IUCN Red List, status konservasi badak sumatra adalah critically endangered atau terancam kritis. Keberadaannya tersebar di hutan-hutan Sumatra seperti Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Way Kambas, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan sebagian kecil populasi di Kalimantan Timur.

Jumlah badak sumatra telah mencapai titik kritis yang sangat rendah sebagian besar karena campur tangan manusia melalui degradasi habitat dan perburuan. Namun, jauh sebelumnya, hewan-hewan ini juga telah mengalami masa sulit selama beberapa ribu tahun.

Penelitian dari Marshall University di West Virginia melihat kembali sejarah badak sumatra dan menyimpulkan bahwa jumlah spesies ini pertama kali turun drastis sebagai akibat dari perubahan iklim yang terjadi sekitar 9.000 tahun yang lalu. Setelah itu, jumlah spesies ini tidak pernah kembali ke jalur semula.

Sekarang, kelangsungan hidup spesies badak sumatra bergantung pada kerja keras para ilmuwan, konservasionis, dan pemerintah.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Satyawan Pudyatmoko menyampaikan SRS TNWK berlokasi di zona khusus Taman Nasional Way Kambas.

Saat ini, SRS TNWK adalah satu-satunya tempat pengembangbiakan semi in-situ yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Way Kambas bekerja sama dengan Yayasan Badak Indonesia (YABI).

“Tujuan utamanya yakni menghasilkan anak badak sumatra untuk mempertahankan keberlangsungan hidup spesies badak sumatra yang kini terancam punah. Anak-anak badak sumatra hasil program pengembangbiakan di SRS TNWK ke depannya dapat dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya,” katanya.

Direktur Eksekutif YABI, Jansen Manansang, menambahkan bahwa kita tidak hanya berupaya melalui teknik reproduksi alami, tetapi bantuan teknologi juga sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan pengembangbiakan badak sumatra.

“SRS TNWK berencana untuk mengintegrasikan metode Assisted Reproductive Technology (ART) atau Teknologi Reproduksi Berbantu untuk pengembangbiakan badak sumatra,” tambah Jansen.

Pada Maret 2022, indukan lain yang bernama Rosa melahirkan seekor bayi betina yang turut membawa segar untuk keberlangsungan populasi badak sumatra. Kini dengan kelahiran anak Ratu, populasi badak di Taman Nasional Way Kambas menjadi sembilan ekor.

Sumber : National Geographic

You may also like

Soledad is the Best Newspaper and Magazine WordPress Theme with tons of options and demos ready to import. This theme is perfect for blogs and excellent for online stores, news, magazine or review sites. Buy Soledad now!

Padang Berita, A Media Company – All Right Reserved.