JAKARTA – Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan berdasarkan feasibility study (FS/ analisa teknis) dibutuhkan Rp 4 triliun untuk membangun pabrik modul surya atau panel surya untuk menyerap pasir silika dalam negeri.
“Kita sudah adakan FS. Kita butuh dana Rp 4 triliun untuk untuk bangun pabrik modul surya. Selama ini kita hanya instalasi, assembling saja. Kita belum punya pabrik,” kata Djoko di Jakarta, Kamis (23/2/2023). Djoko mengatan, saat ini panel surya masih impor dari China. Tapi, beberapa perusahaan di tanah air menyatakan minatnya untuk berinvestasi pada pembangunan pabrik modul surya.
Menurutnya, kontribusi tersebut lebih baik, agar pembiayaan pabrik modul surya tidak harus menggunakan utang. “Itu mau ditindak lanjuti, dan daripada meminjam uang dari bank, jika mereka punya (dana), dari mereka saja. Tidak pinjam dari bank,” ujarnya.
Contoh Pembangunan Panel Surya Selama ini, pasir silika banyak dihasilkan di Indonesia dengan mayoritas berada di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Karena tidak adanya pabrik untuk pengolahan pasir silika menjadi modul surya, sehingga pasir silika diekspor ke China, dan Indonesia mengimpor berupa sel surya dari negara itu. “Karena pabriknya belum ada. Kalau nanti pabriknya sudah ada, kita akan pakai di dalam negeri,” lanjutnya. “Sementara ini belum ada larangan ekspor, dan kalau kita belum ada pabriknya, kita enggak bisa melarang kan.
Kecuali kita sudah membutuhkan banget dan pabrik kita cukup besar, bisa aja. Tapi kan sekarag belum ada,” tambahnya. Baca juga: Bahlil Bujuk Bos Siemens Energy Investasi Panel Surya di Indonesia Adapun 4 perusahaan yang sudah komit untuk membangun pabrik pengolahan pasir silika menjadi modul surya, mencakup 3 BUMN dan 1 swasta. PT LEN akan bekerja sama dengan Indonesian Power, PT PLN, dan Pertamina. Dari swasta ada PT Agra Surya Energy. “Peruaahan yang sudah, PT LEN, PT PLN, dan tinggal ajak Pertamina. Satu lagi, dari swasta, PT Agra Surya Energy. Kita sudah MoU, dan ini dalam proses FS, kita akan tunggu ground breakingnya saja,” tegasnya.
Sumber: Kompas.com