Langit biru membiaskan warna laut di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat. Suara riuh pekerja dan bebunyian mesin kapal mengiringi langkah sejumlah wartawan yang datang ke pelabuhan legendaris tersebut. Ada tur kapal hari itu, bertepatan dengan akhir pekan ketiga bulan Juni pada Minggu.
Sepuluh pewarta diundang menjelajahi kapal riset tercanggih di dunia, OceanXplorer, yang bersandar di Padang. Dengan mengenakan alat pelindung diri berupa helm dan tali rompi, para pekerja media menginjakkan kaki ke tangga masuk kapal tersebut.
Sebelumnya, persiapan sudah dilakukan selama 2 minggu menjelang kunjungan. Para pewarta diharuskan menandatangani surat resmi kunjungan kapal dan mematuhi sejumlah aturan selama berada di sana.
Kapal OceanXplorer tidak lebih besar dari kapal-kapal lain yang berada di dermaga beton Pelabuhan Teluk Bayur. Namun, keberadaan kapal sepanjang 87,1 meter itu menarik perhatian karena berbeda bentuk dengan kapal-kapal lain. OceanXplorer tampak lebih futuristik, bentuknya seperti kapal pesiar kecil canggih yang memiliki helipad di geladak utama dan crane di buritan.
Setelah menaiki tangga besi, seorang staf kapal berwajah Asia menyambut pewarta di pintu masuk kapal. Di ruangan itu, suasananya lebih terlihat seperti hotel bintang lima dibandingkan sebuah kapal riset. Kemudian pewarta diajak menaiki sejumlah anak tangga dan melewati lorong yang dingin yang dindingnya dilapisi busa tipis. Tidak boleh memotret maupun merekam video selama perjalanan masuk sebelum diizinkan pihak kapal.
Kapal OceanXplorer dimiliki oleh organisasi nirlaba eksplorasi laut global OceanX yang kini sedang bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia dalam rangka Misi Indonesia 2024.
Kapal OceanXplorer memiliki tiga laboratorium yang terdiri atas satu laboratorium basah atau wet lab dan dua laboratorium kering atau dry lab, ruang kontrol yang berperan sebagai sistem saraf pusat kapal. Juga, kendaraan laut dalam yang meliputi dua kapal selam dan Argus Remotely Operated Vehicle (ROV) yang merupakan robot air atau kendaraan laut dalam yang memiliki kamera VR 360 derajat dengan definisi tinggi dan sistem pencahayaannya sehingga dapat menangkap makhluk yang jarang terlihat dalam kualitas visual menakjubkan.
Tur kapal dimulai. Setelah perjalanan masuk kapal, kami disambut di ruang rapat yang berada di bagian tengah kapal. Dari situ pewarta bisa melihat suasana sekitar kapal dan pelabuhan. Di ruangan itu tersedia layar yang memutar video-video penelitian dari dalam laut. Dari layar itulah diperlihatkan video-video menakjubkan di laut dalam Indonesia serta perairan dunia. Para pewarta disambut Science Program Director OceanX, Mattie Rodrigue, yang akan memandu tur sampai selesai.
Mattie dengan bandana merah muda dan rambut dikuncir ke atas itu memandu pewarta ke ruangan pertama yakni sub-hanggar, tempat dua Kapal Selam Submersible Triton berada. Mattie menjelaskan kepada pewarta tentang tempat itu. Perempuan berasal dari Arizona, Amerika Serikat, tersebut kemudian memperkenalkan pilot kapal selam bernama Colin Wade yang menjelaskan lebih detail tentang kapal selam.
Dua kapal selam Triton disebut Neptune dan Nadir, dilengkapi dengan serangkaian peralatan sains dan media. Neptune dikonfigurasikan untuk memaksimalkan ilmu pengetahuan dengan baki yang dapat ditarik untuk memasang perangkat ilmiah. Nadir juga berfungsi sebagai studio laut bergerak, menyiarkan penemuannya ke permukaan secara seketika atau real-time kepada dunia.
Kapal selam yang dapat membawa dua penumpang dan satu pilot itu memberi para ilmuwan kemampuan penting untuk mengamati kedalaman laut dan mengumpulkan data tentang ekosistem dan spesies laut.
“Dengan menggunakan kapal selam ini, kami bisa menyelam sedalam 4.800 meter dan berhasil menemukan terumbu karang laut dalam,” ujarnya.
Selama Indonesia Mission 2024 berlangsung, tim peneliti sudah menemukan 200 sampel pada tahap pertama dan 300 sampel DNA pada tahap kedua.
Pencapaian itu merupakan terobosan yang diharapkan dan juga menjadi salah satu alasan, mengapa misi ini dilakukan. Terkumpulnya hasil riset-riset ini dapat menumbuhkan inovasi yang bisa mendorong pemanfaatan dan kelestarian laut Indonesia.
Tur kapal berlanjut, Mattie membawa pewarta ke ruang berikutnya, yakni laboratorium basah. Biasanya air laut dipompa menuju laboratorium ini, kemudian air melewati sejumlah sensor sehingga awak kapal dapat mengetahui suhu, salinitas, oksigenasi, dan jumlah air lainnya yang masuk ke dalam sampel.
Perjalanan tur dilanjutkan ke ruangan lain, yakni ruangan tempat Argus ROV atau robot air yang dapat menjelajahi laut dalam.
Pilot kendaraan laut itu, Olaf, menjelaskan bahwa Argus Mariner XL ini dapat menerangi bagian terdalam lautan hingga 6.000 meter. Dengan menggunakan kamera VR 360 derajat berdefinisi tinggi dan sistem pencahayaannya dapat mengabadikan makhluk yang jarang terlihat dalam kualitas menakjubkan, sementara kabel yang menghubungkan ROV ke ruang kendali dapat menyampaikan rekaman yang ke kapal selam secara seketika.
“Dari pengambilan sampel ventilasi hidrotermal hingga pengambilan rekaman dan mineral dari gunung berapi bawah laut, ROV memberi kita gambaran jelas tentang dunia tersembunyi. Hal ini memberi kami kemampuan untuk menilai area yang belum dijelajahi secara komprehensif,” jelasnya.
Olaf kemudian mengajak ke ruang kendali yang menampilkan banyak layar dari kamera-kamera yang ada pada ROV. Dari ruang kendali itulah, peneliti dapat melihat kondisi bawah laut yang mengagumkan.
Pencahayaan kapal serupa studio film
Mattie Rodrigue melanjutkan mengantar tur pewarta ke sejumlah ruangan lain. Terakhir singgah ke laboratorium kering yang di dalamnya terdapat sejumlah peneliti sedang bekerja. Kemudian peserta tur diingatkan untuk tidak mengambil gambar sebelum sampai ke ruangan rapat untuk diskusi dan tanya jawab.
Meskipun tidak dapat berkunjung ke semua ruangan, semua ruangan yang pewarta kunjungi di kapal itu memiliki pencahayaan serupa studio film-film Hollywood.
Mattie mengungkapkan bahwa OceanXplorer memang menggunakan jasa sutradara dan pembuat film terkenal James Cameron untuk membuat pencahayaan di dalam kapal, serupa studio film sekaligus mengatur kamera-kamera yang berada di kapal setinggi 285 kaki itu.
Menurut OceanX, perlengkapan dan pencahayaan khusus menjadikan OceanXplorer sebagai kapal selam satu-satunya yang dapat mengambil gambar menggunakan kamera 8K RED pada kedalaman 19,685 kaki.
James Cameron juga mengembangkan studio tersebut melalui konsultasi dengan desainer produksi terkenal N.C. Page Buckner yang juga sebagai desainer produksi film OneNight in Miami, The Amazing Spiderman, Iron Man 2, dan Avatar Alliance Foundation.
Maka selama tur kapal–jika jeli– pewarta dapat mengabadikan foto-foto atau video lebih baik dengan pencahayaan berwarna ungu, biru, dan merah muda di plafon serta di bagian meja.
Selain para pewarta, OceanXplorer juga mengundang lembaga terkait seperti pemerintah daerah dan mahasiswa untuk hadir dalam kunjungan kapal.
“Kita bisa mempelajari tentang biota laut, apa yang kita punya di laut Indonesia. Kedatangan kapal ini tidak hanya misi riset, tapi ada misi edukasi, misi media, dan misi pengembangan kapasitas untuk orang-orang Indonesia terutama untuk para mahasiswa dan peneliti,” Kata Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kemenko Marves, Aniza Suspita.
Aniza menjelaskan pada tahap pertama eksplorasi, periset yang tergabung dalam “Misi Indonesia 2024” telah memetakan lebih dari 7.500 kilometer persegi dasar laut Indonesia, memfasilitasi penyelaman pertama dengan kapal selam bagi semua periset asal Indonesia yang terlibat, survei dengan memanfaatkan ROV dan kamera pertama di lokasi asal tsunami tahun 2004, mengamati karang laut dalam selama penyelaman, dan menemukan rembesan hidrotermal dan termogenik di dasar laut.
Tahap kedua, Misi Indonesia 2024 melanjutkan penelitian oseanografi dan geofisika yang dilakukan pada tahap pertama dan menambahkan fokus penting pada keanekaragaman hayati.
“Fokus khusus pada babak kedua ini adalah pengelolaan perikanan di area Sumatera Barat, tempat OceanXplorer mengerahkan berbagai metode serta teknologi guna membantu memahami dan mengarakterisasi spesies ikan, megafauna, ekosistem terumbu karang, dan laut dalam guna meneliti ekosistem laut dan keanekaragaman hayati di perairan tersebut,” jelasnya.
Selama survei udara megafauna, OceanX menemukan ratusan lumba-lumba, Paus Omura, ikan pari manta samudera, dan tempat hiu karang bermukim.
Riset kelautan untuk penanganan kebencanaan
Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto menjelaskan selama penelitian dengan OceanXplorer, pihaknya menemukan gunung api di bagian utara Aceh yang aktif.
“Ada gunung api di utara Aceh yang aktif karena ada aktivitas hidrothermal di sana. Di situ muncul kehidupan karena dari interaksi itu ada amineral yang terendapkan, ada berbagai macam zat kimia yang memungkinkan kehidupan di sana. Jadi kita temukan banyak kehidupan seperti kepiting, udang, dan lain-lain,” kata Nugroho saat diskusi tanya jawab di ruang rapat Kapal OceanXplorer di Teluk Bayur Padang.
Hasil penelitian yang didapat dari utara Aceh itu diharapkan bisa diterapkan di Sumatera Barat, khususnya Mentawai.
Ia mengungkapkan di lepas pantai Bengkulu ada gundukan besar yang dulu pernah disebut sebagai gunung api bawah laut.
“Penemuan ini nanti jadi objek penelitian, dalam ekspedisi ini juga untuk memetakan secara lebih lengkap badan gunungnya. Apakah akan kita bisa jumpai keanekaragaman hayati di sana dan bagaimana efeknya terhadap perikanan di sekitar situ, apakah ada fenomena upwelling dan seterusnya,” katanya.
Selanjutnya Kapal OceanXplorer juga akan meneliti di Zona Megathrust Mentawai, mulai dari segmen Andaman ke Aceh dan Aceh ke Mentawai.
Nugroho menyebut ada Mentawai Gap, yakni daerah geologi aktif zona subduksi Sumatera-Andaman yang belum pernah mengalami gempa besar dalam 200 tahun terakhir.
“Ada daerah yang tidak mengalami gempa besar selama 200 tahun terakhir, yang katanya akan berpotensi ke depan. Nah kita tahu, inilah yang kita cari melalui pengamatan ROV, pengambilan sampel, sedimen. Dari sana kita bisa melihat bagaimana ini di masa lalu. Kita lihat masa lalu kemudian kita bisa memperkirakan ke masa depan,” jelasnya.
Penjabat Wali Kota Padang Andre Algamar, yang juga diundang mengunjungi kapal, mengapresiasi kegiatan OceanX bersama Kemenko Marves dan BRIN dalam melakukan penelitian di laut yang bakal memberikan informasi dan referensi baru bagi Kota Padang.
Andre menyatakan bahwa kunjungannya juga memberikan kesempatan untuk menerima informasi penting mengenai hasil penelitian bawah laut dari sejumlah peneliti asing dari OceanX.
“Kami mendapatkan data dari para peneliti terkait kekayaan bawah laut, termasuk potensi bencana yang mungkin terjadi di bawah laut. Data ini sangat penting, khususnya bagi kami di Kota Padang,” katanya.
Kedatangan Kapal OceanX juga dapat menambah semangat belajar mahasiswa dan peneliti dari Padang untuk lebih mementingkan penelitian di lautnya karena banyak hal yang bisa dieksplorasi.
“Kedatangan kapal ini menjadi suatu pencerahan bagi kita semua, Kota Padang memandang perlu karena saya lihat ada peta tentang palung laut dan ancaman bencana dan terkait penanganan bencana di Padang,” katanya.
Kapal OceanXplorer akan melakukan perjalanan sebanyak enam tahap di laut Indonesia. Rute perjalanan tahap pertama yakni Pulau Sambu, Batam — Banda Aceh, kemudian tahap dua dari Banda Aceh ke Padang.
Setelah dari Padang, misi dilanjutkan ke tahap 3 yakni Padang –Jakarta, kemudian tahap 4 Jakarta — Bali, tahap 5 Bali — Labuan Bajo, dan terakhir tahap 6 Labuan Bajo — Bitung, Sulawesi Utara.
Setelah misinya di Indonesia, OceanX akan melanjutkan ekspedisi di Malaysia dan negara-negara lain di kawasan ini pada paruh kedua tahun 2024.