Thursday, November 21, 2024
Thursday, November 21, 2024
Home » RI Naik Kelas Menengah Atas, ‘Mimpi’ Negara Maju Kian Nyata?

RI Naik Kelas Menengah Atas, ‘Mimpi’ Negara Maju Kian Nyata?

by Rinaldy Maulidah
0 comment

Indonesia resmi naik kelas menjadi negara berpenghasilan menengah atas alias upper middle income countryberdasarkan kategorisasi terbaru yang dirilis Bank Dunia. Kendati demikian, Indonesia masih harus melangkah ‘jauh’ untuk mencapai level negara berpenghasilan tinggi alias negara maju.

“El Salvador, Indonesia, serta Tepi Barat dan Gaza semuanya sangat dekat dengan ambang pendapatan menengah atas pada tahun 2021, sehingga dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak terlalu tinggi pada 2022 sudah cukup membawa perekonomian tersebut pada kategori ini,” dikutip dari keterangan Bank Dunia.

Namun pencapaian ini cukup bisa membuat kita optimis untuk menjadi negara maju. Itulah sebabnya presiden Joko Widodo (Jokowi) bangga dan mengaku bersyukur konomi Indonesia masih tumbuh positif di tengah gonjang-ganjing ekonomi global saat ini.

Bank dunia pada Juli 2023 kembali memasukkan Indonesia, dalam growth upper middle income country ini proses pemulihan yang cepat setelah kita turun ke growth lower income countries di tahun 2020 karena pandemi.

Untuk diketahui, Bank Dunia membuat klasifikasi negara berdasarkan GNI per capita dalam empat kategori. Yakni, low income (US$1.035), lower middle income (US$1.036 hingga US$4.045), upper middle income (US$4.046 hingga US$12.535), serta high income (di atas US$12.535).

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada 2022 dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 71 juta atau US$ 4.783,9.

Melihat data Bank Dunia, saat ini perekonomian Indonesia pada 2022 dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 71,82 juta atau US$ 4.788. Ada sedikit perbedaan antara BPS dan Bank Dunia. Namun tetap sama, Indonesia masuk negara upper middle income.

Bank Dunia menjelaskan, perubahan kategori Indonesia tersebut karena perekonomian Indonesia yang tumbuh kuat 5,31% . (year-on-year/yoy). pada tahun lalu. Perekonomian domestik tahun 2022 berhasil tumbuh berkat tingginya pertumbuhan pada triwulan IV-2022 yang naik 5,01 persen (yoy).

Indonesia sudah pernah masuk kelompok negara menengah atas pada 2019. Namun, pukulan keras pandemi Covid-19 menyeter Indonesia kembali turun ke kategori menengah bawah selama dua tahun beruntun, dan kini kembali naik.

Hanya saja, level pendapatan per kapita Indonesia saat ini masih jauh untuk mencapai target negara penghasilan tinggi, yakni negara dengan rata-rata pendapatan masyarakatnya di atas US$ 13.845.

Perjuangan Indonesia Menjadi Negara Maju

Indonesia saat ini tengah berjuang keras untuk mengangkat derajatnya dari negara berkembang menjadi negara maju. Hal ini ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi)berkali-kali terutama dalam merealisasikan industri hilirisasi yang ‘katanya’ bakal membawa Negeri ini naik derajat.

Lantas apa saja yang harus dipenuhi Indonesia untuk menjadi negara maju? Perlu diketahui negara maju merupakan negara yang punya pertumbuhan ekonomi yang baik, stabil, bahkan meningkat.

Ekonomi Indonesia dari tahun ke tahun sebetulnya masih terbuka lebar untuk menjadi negara maju. Lihat saja, pasca dihantam pandemi covid-19 yang menghantam Indonesia sejak Maret 2020 membuat perekonomian jatuh ke jurang krisis.

Akan tetapi, dalam waktu yang tidak terlalu lama, hal itu bisa dikendalikan oleh pemerintah dan mampu pulih sejak pertengahan 2021.

Untuk menjadikan Indonesia negara besar kelima di dunia pada 2045, dibutuhkan sumber daya manusia, infrastruktur, dan kekuatan ekonomi yang mumpuni. Indonesia harus memiliki persyaratan tertentu yang biasanya dimiliki oleh negara maju.

Ada banyak hal yang harus dilakukan agar Indonesia bisa naik level dari middle income country (negara berpendapatan menengah) menjadi high income country (negara berpendapatan tinggi).

Pendapatan per kapita bakal berdampak pada tingkat kemakmuran masyarakatnya. Semakin tinggi pendapatan per kapitanya, maka semakin rendah tingkat kemiskinannya.

Selain itu, Negara maju umumnya punya komoditi ekspor yang lebih banyak ketimbang impor. Hal tersebut mencirikan bahwa sebuah negara mampu memproduksi produk ini tentunya seiring dengan kemajuan teknologi dan sumberdaya yang memadai.

Maka, tak heran negara maju bisa memproduksi komoditas unggulannya kemudian di ekspor ke negara lainnya. Inilah yang menjadi harapan Jokowi terhadap hilirisasi yang tengah di upayakan ‘mati-matian’ saat ini.

Tak kalah penting, jika ingin menjadi negara maju Industri negaranya juga harus maju. Merujuk data BPS, rata-rata pertumbuhan industri pengolahan pada era Presiden Jokowi (2015-2022) hanya mencapai 3,3%. Pertumbuhan pada 2020-2022 hanya 2,05%.

Padahal, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menyebutkan target industri pengolahan pada 2020-2024 ada di angka 6,2-6,5%.

Lagi-lagi industri yang bakal dibangun fokus pada industri pertambangan dan Hilirisasi.Sebagai informasi,Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menyusun peta jalan (roadmap) hilirisasi di Indonesia hingga 2040alah satu poin dari peta jalan itu, yakni hilirisasi membutuhkan investasi hingga US$ 545,3 miliar atau setara Rp 8.200 triliun dengan kurs Rp 15.200/US$ sampai tahun 2040.

Sumber : CNBC

You may also like

Padang Berita adalah sumber utama Anda untuk berita dan pembaruan terbaru. Kami berusaha memberikan kepada pembaca kami konten yang akurat, mendalam, dan menarik tentang berbagai topik. Tetap terinformasi dengan Padang Berita!

Padang Berita, A Media Company – All Right Reserved.