Jakarta – Indonesia ajak Australia untuk bersama-sama menjaga perdamaian Indo-Pasifik, di tengah bayang persaingan kekuatan besar seperti China dan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi Canberra pada Kamis, 9 Januari 2023, untuk bertemu dengan timpalannya dari Australia. Salah satu pembahasan mereka adalah dinamika kawasan, yang meliput persaingan kekuatan besar, keamanan maritim, ASEAN, dan Pasifik.
“Indonesia sangat khawatir terhadap meningkatnya rivalitas di kawasan. Jika tidak dikelola dengan baik, rivalitas tersebut dapat menjadi konflik,” kata Retno dalam pernyataan video, meski tidak secara eksplisit menjelaskan persaingan itu di antara negara mana.X
Retno menyampaikan Indonesia meyakini cara pandang Indo-Pasifik yang mengedepankan kerja sama inklusif di bidang ekonomi dan pembangunan. “Dalam kaitan inilah Indonesia menekankan pentingnya sinergi implementasi ASEAN Outlook on Indo-Pacific (AOIP),” katanya.
“Saya kira kita sungguh-sungguh ingin menjadi jangkar perdamaian dan kemakmuran di kawasan,” kata Menteri Prabowo usai pertemuan itu.
Baca Juga:
Dalam pertemuan kemarin, juga turut dibahas mengenai pentingnya stabilitas di Laut Cina Selatan, hingga tantangan maritim tradisional.
Menurut Retno, Indonesia juga menyampaikan kembali pentingnya transparansi kerja sama AUKUS dan pentingnya komitmen kepatuhan terhadap nonproliferasi nuklir, serta mematuhi NPT dan IAEA Safeguards.
Amerika Serikat pada tahun lalu berkomitmen menggelontorkan lebih banyak sumber daya diplomatik dan keamanan ke Indo-Pasifik. Washington ingin membendung pengaruh China di kawasan dan upayanya menjadi kekuatan global.
Presiden China Xi Jinping telah mendorong apa yang disebut negara itu sebagai program Belt dan Road. Inisiatif itu memungkinkan Beijing berkomitmen miliaran dolar untuk membangun infrastruktur di seluruh dunia. China juga mendukung blok perdagangan bebas terbesar di dunia, yang mengecualikan Amerika Serikat, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
Indonesia, beberapa waktu lalu sempat khawatir terhadap AUKUS – pakta keamanan trilateral Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang disepakati pada akhir 2021. Salah satu kerja sama itu memungkinkan Australia membuat kapal selam nuklir untuk memperkuat angkatan lautnya.
AUKUS dinilai merupakan respons untuk mengimbangi pengaruh China di Indo-Pasifik. Beijing belum lama ini juga dilaporkan sedang membangun kapal selam nuklir.
Perdana Menteri Anthony Albanese, melalui Twitter, menyatakan Australia dan Indonesia berkomitmen untuk Indo-Pasifik yang damai dan makmur. Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan suara Indonesia penting untuk Australia, kawasan, dan dunia. Sedangkan Menteri Pertahanan Richard Marles menekankan Indonesia sebagai mitra penting bagi Australia.
Bilateral RI-Australia Menguat
Sebelum pertemuan 2+2 di Canberra kemarin, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sudah berada di Australia sejak Rabu, 8 Februari, untuk membahas khusus membahas hubungan bilateral bersama timpalannya Penny Wong.
“Komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama bilateral dengan Australia sangat kuat, termasuk di bidang ekonomi,” kata Retno.
Retno dan Wong membahas komitmen kedua negara ihwal keamanan siber, kemudahan visa untuk WNI ke Australia termasuk untuk pekerja migran terampil Indonesia, hingga penguatan hubungan antar masyarakat.
Di kesempatan terpisah, Retno menyampaikan soal hilirisasi di Indonesia dan peluang untuk investasi IKN kepada Perdana Menteri Anthony Albanese.
Dalam keterangannya, Retno mencatat perdagangan Indonesia dan Australia makin meningkat. Tanpa merinci, dia menyebut investasi Australia di Indonesia naik 270 persen pada 2022.
Sumber: TEMPO.CO